Perempuan Cerdas Lebih Mudah Orgasme

“Kecerdasan Emosional Pengaruhi Kehidupan Seksual”

Sumber : mediaindonesia.com

gettyimages

PEREMPUAN cerdas ternyata tidak hanya nyaman diajak berdiskusi tetapi juga lebih menyenangkan diajak bercinta. Hal ini dibuktikan oleh hasil studi dari King’s College London. Berdasarkan hasil analisis data dari 2000 perempuan kembar, peneliti menemukan, mereka yang mempunyai tingkat kecerdasan emosi ( emotional intelligence /EI) tinggi lebih mudah mencapai orgasme.

2000 partisipan ini berusia antara 18-83 tahun. Pasangan kembar, terang peneliti, sengaja dipilih untuk menghindarkan pengaruh faktor risiko genetik dan lingkungan.

Studi mengindikasikan, rendahnya tingkat EI , kemampuan mengatur perasaan, dikaitkan dengan masalah-masalah seksual yang umum terjadi. Dalam studi ditemukan, 3 dari 10 perempuan kesulitan mencapai klimaks.

“EI kelihatannya berpengaruh langsung terhadap fungsi seksual perempuan dengan mempengaruhi kemampuannya dalam mengkomunikasikan harapan-harapan dan hasrat-hasrat seksualnya,” terang co-author studi Andrea Burri, seperti yang dikutip foxnews.

Dalam studi ini, semua partisipan diminta untuk mengisi kuesioner mengenai kebiasaan dan performa seksual mereka. Selain itu, mereka juga diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang didisain untuk menguji tingkat EI mereka.

Hasil studi menunjukkan, perempuan yang berada pada rentang 25 % terbawah  EI, berisiko 2 kali lebih besar mengalami kesulitan mencapai orgasme dibandingkan perempuan normal. Dengan adanya penemuan ini, terang peneliti, diharapkan bisa meningkatkan terapi-terapi seks yang ada.

Perempuan Suka Pasangan Dikhitan?

“40% Perempuan Puas dengan Pasangan yang Dikhitan”

Sumber : mediaindonesia.com

   gettyimages

SEBUAH survei dari Rakai Health Sciences Program di Kalisizo, Uganda, Afrika Selatan menemukan, 40% perempuan dengan pasangan yang dikhitan melaporkan adanya perbaikan kehidupan seksual.

Sirkumisisi atau yang lebih dikenal dengan khitan, dianjurkan dari dunia kedokteran sebagai salah satu cara untuk mencegah penularan virus HIV penyebab AIDS dan virus HPV penyebab kanker leher rahim. Akan tetapi, cara ini ditentang oleh sekelompok orang dengan alasan kurangnya data mengenai dampaknya terhadap kehidupan seksual. Jika Anda salah satu diantara, ada baiknya mulai mempertimbangkannya kembali.

Dalam studi lanjut mengenai kepuasan seksual, para peneliti mempelajari 455 perempuan dengan pasangan yang telah menjalani khitan. Para partisipan ini sebelumnya juga telah terlibat dalam percobaan landmark rakai circumcision. Percobaan ini merupakan salah satu dari tiga studi yang menunjukkan kalau khitan bisa mengurangi risiko laki-laki heteroseksual terinfeksi HIV hingga 50%-nya.

“Kami hanya melibatkan perempuan yang menyatakan mempunyai kehidupan seksual yang memuaskan sebelum pasangan mereka dikhitan,” terang peneliti Godfrey Kigozi, MD, seperti dikutip situs webmd. Perempuan ini, terang Kigozi, selanjutnya diminta untuk membandingkan kepuasan seksual mereka sebelum dan setelah pasangan mereka dikhitan.

Hasil survei yang dipresentasikan dalam acara the Fifth International AIDS Society Conference on Pathogenesis, Treatment and Prevention of HIV  ini memaparkan, setelah dikhitan, 40% perempuan menyatakan merasa lebih puas. Sekitar 57% menyatakan tidak mengalami perubahan kepuasan seksual, dan hanya 3% yang menyatakan merasa kurang puas setelah pasangan mereka dikhitan. Selain itu, beberapa perempuan juga melaporkan kalau pasangan mereka mengalami lebih sedikit kesulitan atau bahkan sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam mempertahankan atau mencapai ereksi.

3% perempuan tersebut, terang Kigozi, menyatakan kalau khitan membuat gairah seksual mereka atau pasangan menurun. Sedang 40% perempuan yang mengalami perbaikan kehidupan seksual menyatakan kalau khitan meningkatkan kebersihan, memperpanjang waktu pasangan mencapai orgasme dan frekuensi keinginan pasangan untuk bercinta juga semakin meningkat.

Menurut Kigozi, kepuasaan seksual ini juga dirasakan oleh para laki-laki. Survei sebelumnya, lanjut dia, menunjukkan kalau 97% laki-laki menyatakan tidak mengalami perubahan tingkat kepuasan seksual atau justru mengalami peningkatan kepuasan seksual setelah mereka dikhitan.